diperhatikan dalam tata kecantikan kulit. Pemahaman tentang anatomi
dan fisiologi kulit akan membantu mempermudah perawatan kulit untuk
mendapatkan kulit wajah yang segar, lembab, halus, lentur dan bersih.
Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh
bagian tubuh, membungkus daging dan organ-organ yang ada di
dalamnya. Luas kulit pada manusia rata-rata + 2 meter persegi dengan
berat 10 kg jika ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak
atau beratnya sekitar 16 % dari berat badan seseorang.
Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam
gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui
sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara
terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah
mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat
serta pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya
sinar ultra violet matahari.
Kulit merupakan suatu kelenjar holokrin yang cukup besar dan
seperti jaringan tubuh lainnya, kulit juga bernafas (respirasi), menyerap
oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Kulit menyerap oksigen yang
diambil lebih banyak dari aliran darah, begitu pula dalam pengeluaran
karbondioksida yang lebih banyak dikeluarkan melalui aliran darah.
Kecepatan penyerapan oksigen ke dalam kulit dan pengeluaran
karbondioksida dari kulit tergantung pada banyak faktor di dalam maupun
di luar kulit, seperti temperatur udara atau suhu, komposisi gas di sekitar
kulit, kelembaban udara, kecepatan aliran darah ke kulit, tekanan gas di
dalam darah kulit, penyakit-penyakit kulit, usia, keadaan vitamin dan
hormon di kulit, perubahan dalam metabolisme sel kulit dan pemakaian
bahan kimia pada kulit.
Sifat-sifat anatomis dan fisiologis kulit di berbagai daerah tubuh
sangat berbeda. Sifat-sifat anatomis yang khas, berhubungan erat dengan
tuntutan-tuntutan faali yang berbeda di masing-masing daerah tubuh,
seperti halnya kulit di telapak tangan, telapak kaki, kelopak mata, ketiak
dan bagian lainnya merupakan pencerminan penyesuaiannya kepada
57
fungsinya masing - masing. Kulit di daerah – daerah tersebut berbeda
ketebalannya, keeratan hubungannya dengan lapisan bagian dalam, dan
berbeda pula dalam jenis serta banyaknya andeksa yang ada di dalam
lapisan kulitnya.
Pada permukaan kulit terlihat adanya alur-alur atau garis-garis
halus yang membentuk pola yang berbeda di berbagai daerah tubuh serta
bersifat khas bagi setiap orang, seperti yang ada pada jari-jari tangan,
telapak tangan dan telapak kaki atau dikenal dengan pola sidik jari
(dermatoglifi).
Dalam tata kecantikan, perawatan kulit dan wajah menjadi
penekanan utama untuk mendapatkan penampilan yang menarik.
Keseluruhan badan atau tubuh kita, harus dirawat dengan baik dan dijaga
agar selalu bersih, sehat, lembut, segar dan cantik. Khusus yang
berkaitan dengan badan, semua wanita menginginkan bentuk tubuh yang
ideal, yaitu tubuh yang langsing, padat, indah dan dapat disempurnakan
dengan penampilan kulit yang sehat. Kita perlu memberikan perhatian
khusus dalam perawatan kulit karena kita hidup di negara yang beriklim
tropis yang selalu berudara panas, dan kulit merupakan pertahanan
pertama terhadap lingkungan sekitar kita, juga kulit kita paling banyak
diganggu oleh sengatan sinar matahari dan kotoran keringat badan. Rias
wajah sederhana,dapat membuat seorang wanita mampu tampil menarik,
asal kulitnya sehat. Rahasianya sederhana yaitu perawatan yang tepat.
Semakin dini perawatan itu dilakukan semakin memuaskan pula hasil
yang dirasakannya kelak.
Perawatan kecantikan, sudah dikenal sejak berabad-abad silam.
Cleopatra terbiasa mandi susu untuk menjaga kehalusan, kelembutan dan
keindahan kulitnya. Wanita di beberapa negara terbiasa mengoleskan
bermacam-macam minyak dan rempah-rempah untuk mengencangkan
tubuh, menghaluskan kulit, hingga membuat awet muda. Sejalan dengan
kemajuan zaman, saat ini dapat diperoleh berbagai jenis kosmetik dalam
berbagai merek untuk perawatan wajah dan tubuh termasuk untuk
perawatan kulit. Masalahnya bagaimana memilih kosmetik yang cocok
dengan kondisi kulit dan juga terjangkau oleh keuangan kita.
Kulit menutup tubuh manusia pada daerah tubuh yang paling luas
dari kepala sampai ke kaki. Kulit wajah yang sehat dan cantik akan
tampak kencang, lentur, dan lembab, kondisi ini tidak akan menetap
selamanya, sejalan dengan perkembangan usia, ketika kondisi tubuh
menurun, kulit tidak hanya menjadi kering tapi juga suram dan berkeriput.
Keadaan ini makin mudah terjadi setelah melewati usia tiga puluhan. Saat
itu fungsi kelenjar minyak mengendur, sehingga kulit terasa lebih kering
dibandingkan dengan sebelumnya.
58
Diduga dengan bertambahnya usia, kadar asam amino pembentuk
kalogen pun berkurang sehingga kalogen yang terbentuk bermutu rendah,
selain itu kalogen kehilangan kelembaban dan menjadi kering serta kaku.
Akibatnya jaringan penunjang itu tak mampu menopang kulit dengan baik,
seperti yang tampak pada kulit orang tua yang makin lama makin kendur
dan kurang lentur. Perubahan susunan molekul kalogen ini merupakan
salah satu faktor utama yang membuat kulit manusia lebih cepat keriput,
timbul pigmentasi, kehilangan kelembaban dan elastisitas. Kapan tanda-
tanda penuaan itu muncul, tergantung pada usaha kita untuk melindungi
dan merawatnya secara baik.
A. Struktur Kulit
Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu : kulit ari (epidermis),
sebagai lapisan yang paling luar, kulit jangat (dermis, korium atau
kutis) dan jaringan penyambung di bawah kulit (tela subkutanea,
hipodermis atau subkutis)
Sebagai gambaran, penampang lintang dan visualisasi struktur
lapisan kulit tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :
Batang
Kelenjar Palit
Rambut
Urat Syaraf
Penerima
sensor
Epidermis
Kelenjar
keringat
Dermis
Serabut syaraf
sensor
Hipodermis
Kandung Rambut
(Folikel)
Vena Arteri Akar Rambut
Gambar 3.1
Skema Bagian – Bagian Kulit
59
1. Kulit Ari (epidermis)
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang paling
menarik untuk diperhatikan dalam perawatan kulit, karena kosmetik
dipakai pada bagian epidermis. Ketebalan epidermis berbeda-beda
pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter
misalnya pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis
berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan
perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit. Epidermis melekat erat
pada dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat
makanan dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui
dinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis. Pada epidermis
dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu :
a. Lapisan tanduk (stratum corneum), merupakan lapisan epidermis
yang paling atas, dan menutupi semua lapisan epiderma lebih ke
dalam. Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak
memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna
dan sangat sedikit mengandung air.
Pada telapak tangan dan telapak kaki jumlah baris keratinosit jauh
lebih banyak, karena di bagian ini lapisan tanduk jauh lebih tebal.
Lapisan tanduk ini sebagian besar terdiri atas keratin yaitu sejenis
protein yang tidak larut dalam air dan sangat resisten terhadap
bahan-bahan kimia. Lapisan ini dikenal dengan lapisan horny,
terdiri dari milyaran sel pipih yang mudah terlepas dan digantikan
oleh sel yang baru setiap 4 minggu, karena usia setiap sel biasanya
hanya 28 hari. Pada saat terlepas, kondisi kulit akan terasa sedikit
kasar sampai muncul lapisan baru.
Proses pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung sepanjang
hidup, menjadikan kulit ari memiliki self repairing capacity atau
kemampuan memperbaiki diri. Bertambahnya usia dapat
menyebabkan proses keratinisasi berjalan lebih lambat. Ketika usia
mencapai sekitar 60 tahunan, proses keratinisasi, membutuhkan
waktu sekitar 45 - 50 hari, akibatnya lapisan tanduk yang sudah
menjadi lebih kasar, lebih kering, lebih tebal, timbul bercak-bercak
putih karena melanosit lambat bekerja dan penyebaran melanin
tidak lagi merata serta tidak lagi cepat digantikan oleh lapisan
tanduk baru.
Daya elastisitas kulit pada lapisan ini sangat kecil, dan lapisan ini
sangat efektif untuk mencegah terjadinya penguapan air dari lapis-
lapis kulit lebih dalam sehingga mampu memelihara tonus dan
turgor kulit, tetapi lapisan tanduk memiliki daya serap air yang
cukup besar.
60
b. Lapisan bening (stratum lucidum) disebut juga lapisan barrier,
terletak tepat di bawah lapisan tanduk, dan dianggap sebagai
penyambung lapisan tanduk dengan lapisan berbutir. Lapisan
bening terdiri dari protoplasma sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis
dan bersifat translusen sehingga dapat dilewati sinar (tembus
cahaya). Lapisan ini sangat tampak jelas pada telapak tangan dan
telapak kaki. Proses keratinisasi bermula dari lapisan bening.
c. Lapisan berbutir (stratum granulosum) tersusun oleh sel-sel
keratinosit berbentuk kumparan yang mengandung butir-butir di
dalam protoplasmanya, berbutir kasa dan berinti mengkerut.
Lapisan ini tampak paling jelas pada kulit telapak tangan dan
telapak kaki.
d. Lapisan bertaju (stratum spinosum) disebut juga lapisan malphigi
terdiri atas sel-sel yang saling berhubungan dengan perantaraan
jembatan-jembatan protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-sel
lapisan saling berlepasan, maka seakan-akan selnya bertaju.
Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut
protein. Sel-sel pada lapisan taju normal, tersusun menjadi
beberapa baris.
Bentuk sel berkisar antara bulat ke bersudut banyak (polygonal),
dan makin ke arah permukaan kulit makin besar ukurannya. Di
antara sel-sel taju terdapat celah antar sel halus yang berguna
untuk peredaran cairan jaringan ekstraseluler dan pengantaran
butir-butir melanin. Sel-sel di bagian lapis taju yang lebih dalam,
banyak yang berada dalam salah satu tahap mitosis. Kesatuan-
kesatuan lapisan taju mempunyai susunan kimiawi yang khas; inti-
inti sel dalam bagian basal lapis taju mengandung kolesterol, asam
amino dan glutation.
e. Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale)
merupakan lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel
torak (silinder) dengan kedudukan tegak lurus terhadap permukaan
dermis. Alas sel-sel torak ini bergerigi dan bersatu dengan lamina
basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu struktur halus yang
membatasi epidermis dengan dermis. Pengaruh lamina basalis
cukup besar terhadap pengaturan metabolisme demo-epidermal
dan fungsi-fungsi vital kulit. Di dalam lapisan ini sel-sel epidermis
bertambah banyak melalui mitosis dan sel-sel tadi bergeser ke
lapisan-lapisan lebih atas, akhirnya menjadi sel tanduk. Di dalam
lapisan benih terdapat pula sel-sel bening (clear cells, melanoblas
atau melanosit) pembuat pigmen melanin kulit.
61
Lapisan Tanduk
Lapisan Bening
Lapisan Berbutir
Lapisan Taju
Lapisan Tunas
atau Lapisan
Basal
Gambar 3.2
Penampang Lapisan Kulit Ari (Epidermis)
Gambar 3.3
Visualisasi Lapisan Kulit Ari (Epidermis)
62
2. Kulit Jangat (dermis)
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa,
tempat keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-
kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan
getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili).
Sel-sel umbi rambut yang berada di dasar kandung rambut,
terus-menerus membelah dalam membentuk batang rambut. Kelenjar
palit yang menempel di saluran kandung rambut, menghasilkan
minyak yang mencapai permukaan kulit melalui muara kandung
rambut. Kulit jangat sering disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit
jangat membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata-rata kulit jangat
diperkirakan antara 1 - 2 mm dan yang paling tipis terdapat di kelopak
mata serta yang paling tebal terdapat di telapak tangan dan telapak
kaki. Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat-serat, matriks
interfibrilar yang menyerupai selai dan sel-sel.
Keberadaan ujung-ujung saraf perasa dalam kulit jangat,
memungkinkan membedakan berbagai rangsangan dari luar. Masing-
masing saraf perasa memiliki fungsi tertentu, seperti saraf dengan
fungsi mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan, panas, dan dingin.
Saraf perasa juga memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal
yang dapat merugikan diri kita. Jika kita mendadak menjadi sangat
takut atau sangat tegang, otot penegak rambut yang menempel di
kandung rambut, akan mengerut dan menjadikan bulu roma atau bulu
kuduk berdiri. Kelenjar palit yan menempel di kandung rambut
memproduksi minyak untuk melumasi permukaan kulit dan batang
rambut. Sekresi minyaknya dikeluarkan melalui muara kandung
rambut. Kelenjar keringat menghasilkan cairan keringat yang
dikeluarkan ke permukaan kulit melalui pori-pori kulit.
Di permukaan kulit, minyak dan keringat membentuk lapisan
pelindung yang disebut acid mantel atau sawar asam dengan nilai
pH sekitar 5,5. sawar asam merupakan penghalang alami yang
efektif dalam menangkal berkembang biaknya jamur, bakteri dan
berbagai jasad renik lainnya di permukaan kulit. Keberadaan dan
keseimbangan nilai pH, perlu terus-menerus dipertahankan dan dijaga
agar jangan sampai menghilang oleh pemakaian kosmetika.
Pada dasarnya dermis terdiri atas sekumpulan serat-serat elastis
yang dapat membuat kulit berkerut akan kembali ke bentuk semula
dan serat protein ini yang disebut kolagen. Serat-serat kolagen ini
disebut juga jaringan penunjang, karena fungsinya dalam membentuk
jaringan-jaringan kulit yang menjaga kekeringan dan kelenturan kulit.
63
Berkurangnya protein akan menyebabkan kulit menjadi kurang
elastis dan mudah mengendur hingga timbul kerutan. Faktor lain yang
menyebabkan kulit berkerut yaitu faktor usia atau kekurangan gizi.
Dari fungsi ini tampak bahwa kolagen mempunyai peran penting bagi
kesehatan dan kecantikan kulit. Perlu diperhatikan bahwa luka yang
terjadi di kulit jangat dapat menimbulkan cacat permanen, hal ini
disebabkan kulit jangat tidak memiliki kemampuan memperbaiki diri
sendiri seperti yang dimiliki kulit ari.
Di dalam lapisan kulit jangat terdapat dua macam kelenjar yaitu
kelenjar keringat dan kelenjar palit.
a. Kelenjar keringat,
Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) dan
duet yaitu saluran semacam pipa yang bermuara pada permukaan
kulit membentuk pori-pori keringat. Semua bagian tubuh dilengkapi
dengan kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat dipermukaan
telapak tangan, telapak kaki, kening dan di bawah ketiak. Kelenjar
keringat mengatur suhu badan dan membantu membuang sisa-sisa
pencernaan dari tubuh. Kegiatannya terutama dirangsang oleh
panas, latihan jasmani, emosi dan obat-obat tertentu. Ada dua jenis
kelenjar keringat yaitu :
1) Kelenjar keringat ekrin, kelenjar keringat ini mensekresi cairan
jernih, yaitu keringat yang mengandung 95 – 97 persen air dan
mengandung beberapa mineral, seperti garam, sodium klorida,
granula minyak, glusida dan sampingan dari metabolisma
seluler. Kelenjar keringat ini terdapat di seluruh kulit, mulai dari
telapak tangan dan telapak kaki sampai ke kulit kepala.
Jumlahnya di seluruh badan sekitar dua juta dan menghasilkan
14 liter keringat dalam waktu 24 jam pada orang dewasa.
Bentuk kelenjar keringat ekrin langsing, bergulung-gulung dan
salurannya bermuara langsung pada permukaan kulit yang tidak
ada rambutnya.
2) Kelenjar keringat apokrin, yang hanya terdapat di daerah ketiak,
puting susu, pusar, daerah kelamin dan daerah sekitar dubur
(anogenital) menghasilkan cairan yang agak kental, berwarna
keputih-putihan serta berbau khas pada setiap orang. Sel
kelenjar ini mudah rusak dan sifatnya alkali sehingga dapat
menimbulkan bau. Muaranya berdekatan dengan muara
kelenjar sebasea pada saluran folikel rambut. Kelenjar keringat
apokrin jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya sedikit cairan
yang disekresikan dari kelenjar ini. Kelenjar apokrin mulai aktif
setelah usia akil baligh dan aktivitas kelenjar ini dipengaruhi
oleh hormon.
64
b. Kelenjar palit,
Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat berdekatan
dengan kandung rambut terdiri dari gelembung-gelembung kecil
yang bermuara ke dalam kandung rambut (folikel). Folikel rambut
mengeluarkan lemak yang meminyaki kulit dan menjaga kelunakan
rambut. Kelenjar palit membentuk sebum atau urap kulit. Terkecuali
pada telapak tangan dan telapak kaki, kelenjar palit terdapat di
semua bagian tubuh terutama pada bagian muka.
Pada umumnya, satu batang rambut hanya mempunyai satu
kelenjar palit atau kelenjar sebasea yang bermuara pada saluran
folikel rambut. Pada kulit kepala, kelenjar palit atau kelenjar
sebasea menghasilkan minyak untuk melumasi rambut dan kulit
kepala. Pada kebotakan orang dewasa, ditemukan bahwa kelenjar
palit atau kelenjar sebasea membesar sedangkan folikel rambut
mengecil. Pada kulit badan termasuk pada bagian wajah, jika
produksi minyak dari kelenjar palit atau kelenjar sebasea
berlebihan, maka kulit akan lebih berminyak sehingga memudahkan
timbulnya jerawat.
Pembuluh Darah Kelenjar Palit Kulit Ari
Kulit Jangat
Syaraf
Kandung Rambut
Kelenjar Keringat
Gambar 3.4
Penampang Kulit Jangat (Dermis)
65
Gambar 3.5
Visualisasi Lapisan Kulit Jangat (Dermis)
3. Jaringan penyambung (jaringan ikat) bawah kulit
(hipodermis)
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh
darah dan limfe, saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan
kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju
lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai
bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian
dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan.
Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur
tubuh, paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak
mata. Jika usia menjadi tua, kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah
kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya berisi banyak
lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur serta
makin kehilangan kontur.
Gambar 3.6
Penampang Jaringan
Ikat Bawah Kulit
(Hypodermis)
66
Gambar 3.7
Visualisasi Jaringan Ikat Bawah Kulit (Hypodermis)
B. Fungsi Kulit
Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut :
1. Pelindung atau proteksi
Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringan-
jaringan tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruh-
pengaruh luar seperti luka dan serangan kuman. Lapisan paling luar
dari kulit ari diselubungi dengan lapisan tipis lemak, yang menjadikan
kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu tubuh, menahan luka-luka
kecil, mencegah zat kimia dan bakteri masuk ke dalam tubuh serta
menghalau rangsang-rangsang fisik seperti sinar ultraviolet dari
matahari.
2. Penerima rangsang
Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yang
berhubungan dengan sakit, suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan,
dan getaran. Kulit sebagai alat perasa dirasakan melalui ujung-ujung
saraf sensasi.
3. Pengatur panas atau thermoregulasi
Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi pembuluh
kapiler serta melalui respirasi yang keduanya dipengaruhi saraf
otonom. Tubuh yang sehat memiliki suhu tetap kira-kira 98,6 derajat
0
Farenheit atau sekitar 36,5 C. Ketika terjadi perubahan pada suhu
luar, darah dan kelenjar keringat kulit mengadakan penyesuaian
seperlunya dalam fungsinya masing-masing. Pengatur panas adalah
salah satu fungsi kulit sebagai organ antara tubuh dan lingkungan.
Panas akan hilang dengan penguapan keringat.
67
4. Pengeluaran (ekskresi)
Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-kelenjar
keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan membawa
garam, yodium dan zat kimia lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit
tidak saja disalurkan melalui keringat tetapi juga melalui penguapan air
transepidermis sebagai pembentukan keringat yang tidak disadari.
5. Penyimpanan.
Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.
6. Penyerapan terbatas
Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang larut
dalam lemak dapat diserap ke dalam kulit. Hormon yang terdapat
pada krim muka dapat masuk melalui kulit dan mempengaruhi lapisan
kulit pada tingkatan yang sangat tipis. Penyerapan terjadi melalui
muara kandung rambut dan masuk ke dalam saluran kelenjar palit,
merembes melalui dinding pembuluh darah ke dalam peredaran darah
kemudian ke berbagai organ tubuh lainnya.
7. Penunjang penampilan
Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang
tampak halus, putih dan bersih akan dapat menunjang penampilan
Fungsi lain dari kulit yaitu kulit dapat mengekspresikan emosi seseorang
seperti kulit memerah, pucat maupun konstraksi otot penegak rambut.
C. Warna Kulit
Warna kulit sangat beragam, dari yang berwarna putih mulus,
kuning, coklat, kemerahan atau hitam. Setiap warna kulit mempunyai
keunikan tersendiri yang jika dirawat dengan baik dapat menampilkan
karakter yang menarik. Warna kulit terutama ditentukan oleh :
1. Oxyhemoglobin yang berwarna merah
2. Hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan
3. Melanin yang berwarna coklat
4. Keratohyalin yang memberikan penampakan opaque pada kulit, serta
5. Lapisan stratum corneum yang memiliki warna putih kekuningan atau
keabu-abuan.
68
Dari semua bahan-bahan pembangun warna kulit, yang paling
menentukan warna kulit adalah pigmen melanin. Banyaknya pigmen
melanin di dalam kulit ditentukan oleh faktor-faktor ras, individu, dan
lingkungan. Melanin dibuat dari tirosin sejenis asam amino dan dengan
oksidasi, tirosin diubah menjadi butir-butir melanin yang berwarna coklat,
serta untuk proses ini perlu adanya enzim tirosinase dan oksigen.
Oksidasi tirosin menjadi melanin berlangsung lebih lancar pada suhu yang
lebih tinggi atau di bawah sinar ultra violet. Jumlah, tipe, ukuran dan
distribusi pigmen melanin ini akan menentukan variasi warna kulit
berbagai golongan ras atau bangsa di dunia. Proses pembentukan
pigmen melanin kulit terjadi pada butir-butir melanosom yang dihasilkan
oleh sel-sel melanosit yang terdapat di antara sel-sel basal keratinosit di
dalam lapisan benih.
D. Jenis-jenis Kulit
Upaya untuk perawatan kulit secara benar dapat dilakukan dengan
terlebih dahulu harus mengenal jenis-jenis kulit dan ciri atau sifat-sifatnya
agar dapat menentukan cara-cara perawatan yang tepat, memilih
kosmetik yang sesuai, menentukan warna untuk tata rias serta untuk
menentukan tindakan koreksi baik dalam perawatan maupun dalam tata
rias. Kulit yang sehat memiliki ciri :
1. Kulit memiliki kelembaban cukup, sehingga terlihat basah atau
berembun
2. Kulit senantiasa kenyal dan kencang
3. Menampilkan kecerahan warna kulit yang sesungguhnya
4. Kulit terlihat mulus, lembut dan bersih dari noda, jerawat atau jamur
5. Kulit terlihat segar dan bercahaya
6. Memiliki sedikit kerutan sesuai usia.
Pada umumnya jenis kulit manusia dapat dikelompokkan menjadi :
1. Kulit Normal
Kulit normal cenderung mudah dirawat. Kelenjar minyak (sebaceous
gland) pada kulit normal biasanya ‘tidak bandel’, karena minyak
(sebum) yang dikeluarkan seimbang, tidak berlebihan ataupun
kekurangan. Meski demikian, kulit normal tetap harus dirawat agar
senantiasa bersih, kencang, lembut dan segar. Jika tidak segera
dibersihkan, kotoran pada kulit normal dapat menjadi jerawat. Selain
itu kulit yang tidak terawat akan mudah mengalami penuaan dini
seperti keriput dan tampilannya pun tampak lelah.
69
Ciri-ciri kulit normal adalah kulit lembut, lembab berembun, segar
dan bercahaya, halus dan mulus, tanpa jerawat, elastis, serta tidak
terlihat minyak yang berlebihan juga tidak terlihat kering.
Meskipun jika dilihat sepintas tidak bermasalah, kulit normal
tetap harus dijaga dan dirawat dengan baik, karena jika tidak
dirawat, kekenyalan dan kelembaban kulit normal akan terganggu,
terjadi penumpukan kulit mati dan kotoran dapat menyebabkan
timbulnya jerawat.
2. Kulit Berminyak
Kulit berminyak banyak dialami oleh wanita di daerah tropis. Karena
pengaruh hormonal, kulit berminyak biasa dijumpai pada remaja puteri
usia sekitar 20 tahunan, meski ada juga pada wanita usia 30-40 tahun
yang mengalaminya. Penyebab kulit berminyak adalah karena kelenjar
minyak (sebaceous gland) sangat produktif, hingga tidak mampu
mengontrol jumlah minyak (sebum) yang harus dikeluarkan.
Sebaceaous gland pada kulit berminyak yang biasanya terletak di
lapisan dermis, mudah terpicu untuk bekerja lebih aktif. Pemicunya
dapat berupa faktor internal atau faktor eksternal, yaitu :
a. Faktor internal meliputi :
1) Faktor genetis : anak dari orang tua yang memiliki jenis kulit
berminyak, cenderung akan memiliki kulit berminyak pula.
2) Faktor hormonal : hormon manusia sangat mempengaruhi
produksi keringat. Karena itulah pada wanita yang sedang
menstruasi atau hamil akan lebih sering berkeringat. Selain itu
stres dan banyak gerak juga dapat menjadi pemicu keringat
berlebihan.
b. Faktor eksternal meliputi :
1) Udara panas atau lembab.
2) Makanan yang dapat merangsang keluarnya keringat
seperti makanan yang terlalu pedas baik karena cabai atau
merica, makanan yang terlalu asin, makanan yang berbumbu
menyengat seperti bawang putih, makanan yang terlalu
berminyak serta makanan dan minuman yang terlalu panas.
Kulit berminyak memerlukan perawatan khusus dibandingkan
kulit normal. Pada jenis kulit ini, minyak berlebihan yang dibiarkan
akan menjadi media yang baik bagi pertumbuhan bakteri yang pada
saat selanjutnya akan menjadi jerawat, radang atau infeksi.
70
Merawat kulit berminyak bukan berarti membuat kulit benar-
benar bebas minyak, karena minyak pada kulit tetap diperlukan
sebagai alat pelindung alami dari sengatan sinar matahari, bahan-
bahan kimia yang terkandung dalam kosmetika maupun terhadap
polusi. Yang perlu dilakukan adalah menjaga agar kadar sebum tetap
seimbang dan kulit tetap dalam keadaan bersih agar bakteri penyebab
jerawat dapat terhambat. Memiliki jenis kulit berminyak, memiliki
kelebihan yaitu membantu menjaga kelembaban lapisan dermis
hingga memper-lambat timbulnya keriput.
Ciri-ciri kulit berminyak yaitu : minyak di daerah T tampak
berlebihan, tekstur kulit tebal dengan pori-pori besar hingga mudah
menyerap kotoran, mudah berjerawat, tampilan wajah berkilat, riasan
wajah seringkali tidak dapat melekat dengan baik dan cepat luntur
serta tidak mudah timbul kerutan.
3. Kulit Kering
Kulit kering memiliki karakteristik yang cukup merepotkan bagi
pemiliknya, karena pada umumnya kulit kering menimbulkan efek yang
tidak segar pada kulit, dan kulitpun cenderung terlihat berkeriput.
Kulit kering memiliki kadar minyak atau sebum yang sangat
rendah dan cenderung sensitif, sehingga terlihat parched karena kulit
tidak mampu mempertahankan kelembabannya. Ciri dari kulit kering
adalah kulit terasa kaku seperti tertarik setelah mencuci muka dan akan
mereda setelah dilapisi dengan krim pelembab. Kondisi kulit dapat
menjadi lebih buruk apabila terkena angin, perubahan cuaca dari dingin
ke panas atau sebaliknya. Garis atau kerutan sekitar pipi, mata dan
sekitar bibir dapat muncul dengan mudah pada wajah yang berkulit
kering.
Berbagai faktor yang menjadi penyebab kulit menjadi kering,
diantaranya :
a. Faktor genetik
Faktor genetik merupakan kondisi bawaan seseorang, termasuk
kondisi kulit wajah yang kering.
b. Kondisi struktur kulit
Kondisi kelenjar minyak yang tidak mampu memberi cukup lubrikasi
untuk kulit, menimbulkan dehidrasi pada kulit.
c. Pola makan
Pola makan yang buruk, kekurangan nutrisi tertentu seperti vitamin
A dan vitamin B merupakan salah satu pemicu kulit menjadi kering.
71
d. Faktor lingkungan
Pengaruh lingkungan seperti terpapar sinar matahari, angin, udara
dingin, radikal bebas atau paparan sabun yang berlebihan saat
mandi atau mencuci muka pun akan sangat berpengaruh pada
pembentukan kulit kering
e. Penyakit kulit
Kondisi lainnya yang sangat berpeluang menjadi penyebab kulit
kering adalah karena kulit terserang penyakit tertentu seperti eksim,
psoriasis dan sebagainya.
Kulit kering merupakan bentuk lain dari tanda tidak aktifnya
kelenjar thyroid dan komplikasi pada penderita diabetes. Kulit kering
terjadi jika keseimbangan kadar minyak terganggu. Pada kulit
berminyak terjadi kelebihan minyak dan pada kulit kering justru
kekurangan minyak. Kandungan lemak pada kulit kering sangat sedikit,
sehingga mudah terjadi penuaan dini yang ditandai keriput dan kulit
terlihat lelah serta terlihat kasar. Kulit kering memerlukan perawatan
yang bersifat pemberian nutrisi agar kadar minyak tetap seimbang
dan kulit dapat selalu terjaga kelembabannya. Salah satu keuntungan
kulit kering adalah riasan wajah dapat lebih awet, karena kadar
sebum dalam lapisan dermis tidak berlebihan hingga riasan tidak
mudah luntur.
Kulit kering memiliki ciri-ciri : kulit halus tetapi mudah menjadi
kasar, mudah merekah dan terlihat kusam karena gangguan proses
keratinisasi kulit ari, tidak terlihat minyak berlebihan di daerah T
yang disebabkan oleh berkurangnya sekresi kelenjar keringat dan
kelenjar palit atau kelenjar minyak. Ciri lainnya yaitu mudah timbul
kerutan yang disebabkan oleh menurunnya elastisitas kulit dan
berkurangnya daya kerut otot-otot, mudah timbul noda hitam, mudah
bersisik, riasan yang dikenakan tidak mudah luntur, reaktivitas dan
kepekaan dinding pembuluh darah terhadap rangsangan-rangsangan
berkurang sehingga peredaran darah tidak sempurna dan kulit akan
tampak pucat, suram dan lelah.
4. Kulit Sensitif
Diagnosis kulit sensitif didasarkan atas gejala-gejala penambahan
warna, dan reaksi cepat terhadap rangsangan. Kulit sensitif biasanya
lebih tipis dari jenis kulit lain sehingga sangat peka terhadap hal-hal
yang bisa menimbulkan alergi (allergen). Pembuluh darah kapiler dan
ujung saraf pada kulit sensitif terletak sangat dekat dengan permukaan
kulit. Jika terkena allergen, reaksinya pun sangat cepat.
72
Bentuk-bentuk reaksi pada kulit sensitif biasanya berupa bercak
merah, gatal, iritasi hingga luka yang jika tidak dirawat secara baik dan
benar akan berdampak serius. Warna kemerahan pada kulit sensitif
disebabkan allergen memacu pembuluh darah dan memperbanyak
aliran darah ke permukaan kulit. Berdasarkan sifatnya tadi, perawatan
kulit sensitif ditujukan untuk melindungi kulit serta mengurangi dan
menanggulangi iritasi.
Kulit sensitif seringkali tidak dapat diamati secara langsung,
diperlukan bantuan dokter kulit atau dermatolog untuk memeriksanya
dalam tes alergi-imunologi. Dalam pemeriksaan alergi, biasanya pasien
akan diberi beberapa allergen untuk mengetahui kadar sensitivitas kulit.
Kulit sensitif memiliki ciri-ciri sebagai berikut : mudah alergi, cepat
bereaksi terhadap allergen, mudah iritasi dan terluka, tekstur kulit tipis,
pembuluh darah kapiler dan ujung saraf berada sangat dekat dengan
permukaan kulit sehingga kulit mudah terlihat kemerahan.
Faktor-faktor yang dapat menjadi allergen bagi kulit sensitif antara
lain : makanan yang pedas dan berbumbu tajam, kafein, nikotin dan
minuman beralkohol, niasin atau vitamin B3, kandungan parfum dan
pewarna dalam kosmetika, sinar ultraviolet dan gangguan stres. Kulit
sensitif berbeda dengan kulit reaktif. Meski timbul bercak kemerahan
atau gatal-gatal akibat penggunaan kosmetika tertentu, belum tentu
menjadi gejala atau tanda kulit sensitif. Kemungkinan bercak
kemerahan tadi hanya menandakan iritasi ringan, yang akan hilang
sendiri. Kulit reaktif seperti ini dapat menjadi sensitif jika iritasi
kemudian meluas dan sukar sembuh. Untuk membedakannya perlu
dilakukan tes alergi-imunologi oleh dokter kulit.
5. Kulit Kombinasi atau Kulit Campuran
Faktor genetis menyebabkan kulit kombinasi banyak ditemukan di
Asia. Banyak wanita timur terutama di daerah tropis yang memiliki kulit
kombinasi : kering-berminyak atau normal-berminyak. Pada kondisi
tertentu kadang dijumpai kulit sensitif-berminyak. Kulit kombinasi terjadi
jika kadar minyak di wajah tidak merata. Pada bagian tertentu kelenjar
keringat sangat aktif sedangkan daerah lain tidak, karena itu perawatan
kulit kombinasi memerlukan perhatian khusus. Area kulit berminyak
dirawat dengan perawatan untuk kulit berminyak dan di area kulit kering
atau normal dirawat sesuai dengan jenis kulit tersebut.
Kulit kombinasi atau kulit campuran memiliki ciri-ciri sebagai
berikut : kulit di daerah T berminyak sedangkan di daerah lain tergolong
normal atau justru kering atau juga sebaliknya. Di samping itu tekstur
kulit sesuai jenisnya yakni di area kulit berminyak akan terjadi
penebalan dan di area normal atau kering akan lebih tipis.
73
E. Kelainan-kelainan Kulit
Kelainan-kelainan kulit yang sering dialami kaum wanita, biasanya
meliputi kelainan pada kelenjar palit seperti jerawat (akne) dan komedo,
kelainan karena tumbuhan pada kulit, kelainan karena gangguan
pigmentasi, kelainan karena infeksi jamur, penuaan dini serta kelainan
karena alergi.
1. Kelainan pada kelenjar palit :
a. J e r a w a t (akne)
Masalah paling sering terjadi pada kulit berminyak adalah jerawat,
meskipun tidak tertutup kemungkinan timbul pada jenis kulit lain.
Pada dasarnya jerawat disebabkan oleh tumbuhnya kotoran dan sel
kulit mati yang mengakibatkan folikel dan pertumbuhan sebum
terhambat. Produksi minyak pada kulit biasanya disalurkan melalui
folikel rambut. Kotoran atau sel kulit mati yang tidak dibersihkan
akan menyumbat saluran ini hingga minyak yang ke luar akan
bertumpuk dan menjadi komedo. Jika terkena bakteri akne, komedo
akan menjadi jerawat.
Jerawat atau akne adalah suatu penyakit radang yang
mengenai susunan pilosebaseus yaitu kelenjar palit dengan
folikel rambutnya. Jerawat sangat umum terdapat pada anak-anak
masa pubertas dan dianggap fisiologis oleh karena perubahan
hormonal. Timbunan lemak di bawah kulit ini selain membuat kulit
kasar, tidak rata juga tidak enak dipandang mata. Penderita
umumnya mempunyai jenis kulit berminyak. Kulit kasar akan makin
menjadi, pada kulit yang kurang memproduksi minyak, seperti
mereka yang termasuk kategori berkulit kering. Selain perubahan
hormonal, kesalahan memilih kosmetik juga dapat menyebabkan
timbulnya jerawat.
Kurang lebih 90% remaja, wanita dan pria terkena jerawat
dan biasanya menghilang sebelum usia mencapai 20 tahun tetapi
dapat pula berlangsung terus. Perkecualian, jerawat juga sering
dialami oleh wanita dewasa yang menjadi akseptor KB dengan pil
bahkan pada wanita saat memasuki masa menopause.
Jerawat timbul di daerah sebore yaitu daerah kulit yang
mengandung lebih banyak kelenjar palit di daerah kulit yang lain.
Daerah sebore terdapat pada daerah hidung, pipi, dahi dan dagu
serta di dada dan punggung.
74
1) Gejala timbulnya jerawat :
a) Peningkatan produksi sebum.
b) Munculnya kondisi abnormal karena bakteri atau jamur
sering kali menimbulkan rasa sakit.
c) Terjadi penebalan jaringan terkadang menjadi benjolan kecil.
d) Peningkatan hormon estrogen.
2) Tahap terjadinya jerawat :
a) Pada kulit yang semula dalam kondisi normal, sering kali
terjadi penumpukan kotoran dan sel kulit mati karena
kurangnya perawatan dan pemeliharaan, khususnya pada
kulit yang memiliki tingkat reproduksi minyak yang tinggi.
Akibatnya saluran kandung rambut (folikel) menjadi
tersumbat.
b) Sel kulit mati dan kotoran yang menumpuk tersebut
kemudian terkena bakteri acne, maka timbulah jerawat.
Rambut
Permukaan Kulit
Sebum
Folikel
Kelenjar Palit
Gambar 3.8
Kulit dalam Kondisi Normal
Permukaan Kulit
Saluran kandung
Rambut tertutupi
oleh tumpukan sel
kulit mati dan kotoran
Bakteri akne
berkembang biak
Folikel
Kelenjar Palit
Gambar 3.9
Kulit mulai terserang bakteri akne
75
c) Dalam waktu tertentu, jerawat yang tidak diobati akan
meng-alami pembengkakan (membesar dan berwarna
kemerahan), disebut papule
Permukaan Kulit
Peradangan
Sel darah putih
Bakteri
(berkembang biak)
Gambar 3.10
Jerawat yang Meradang (Papule)
d) Bila peradangan semakin parah, sel darah putih mulai naik
ke permukaan kulit dalam bentuk nanah (pus), jerawat
tersebut disebut pastules. Jerawat radang terjadi akibat
folikel yang ada di dalam dermis mengembang karena
berisi lemak padat, kemudian pecah, menyebabkan serbuan
sel darah putih ke area folikel sebasea, sehingga terjadilah
reaksi radang. Peradangan akan semakin parah jika kuman
dari luar ikut masuk ke dalam jerawat akibat perlakuan yang
salah seperti dipijat dengan kuku atau benda lain yang tidak
steril. Jerawat radang mempunyai ciri berwarna merah,
cepat membesar, berisi nanah dan terasa nyeri.
Permukaan kulit
Peradangan
Sel darah putih naik
ke permukaan kulit
Bakteri (berkembang biak)
Kelenjar Palit
Folikel
Gambar 3.11
Jerawat yang Bernanah (Postule)
76
e) Bila jerawat mengandung nanah, lemak dan cairan-cairan
lain berarti jerawat sudah berada pada kondisi terparah,
disebut cyst.
Gambar 3.12
Jerawat dalam kondisi
yang terparah (Cyst)
f) Bila Cyst tidak terawat, maka jaringan kolagen akan
mengalami kerusakan sampai pada lapisan dermis,
sehingga kulit/wajah menjadi bopeng (Scar).
3) Jenis - jenis jerawat
a) Akne Juvenil
Akne Juvenil muncul pada masa
pubertas, di mana akne ini biasanya
menyerang remaja usia 14 - 20
tahun. Penyebabnya adalah masa-
lah hormonal yang belum stabil
dalam memproduksi sebum. Akne
juvenil dirawat dengan mengguna-
kan sabun ber-pH seimbang atau
sabun bayi transculent.
Gambar 3.13
Akne Juvenil
b) Akne Vulgaris
Akne Vulgaris adalah jenis jerawat
yang berbentuk komedo, yang
timbul pada kulit berminyak.
Perawatan jerawat ini dengan
penguapan hingga kulit cukup
kenyal dan lembab. Kemudian
jerawat diambil dengan sendok una
dan olesi dengan krim jerawat atau
acne lotion, biarkan semalam baru
dibilas dengan air hangat pada
Gambar 3.14
keesokan harinya
Akne Vulgaris
77
c) Akne Rosacea
Akne Rosacea yaitu jerawat yang
muncul pada wanita yang berusia
30 hingga 40 tahun, tandanya
mula-mula jerawat akan tampak
kemerahan kemudian menjadi
radang hingga menimbulkan sisik
di lipatan hidung.
Perawatan kulit yang terkena
akne jenis ini biasanya dengan
penguapan, kompres air panas
Gambar 3.15
atau penyinaran dengan lampu
Akne Rosaceae
infra merah agar jerawat cepat
kering.
d) Akne Nitrosica
Akne Nitrosica merupakan jenis
jerawat yang sangat berbahaya
karena akan menimbulkan lubang
atau bopeng. Tahap yang terjadi
sudah termasuk tahap akhir yang
memerlukan penanganan khusus
dokter ahli kulit.
Gambar 3.16
Akne Nitrosica
4) Faktor- Faktor Penyebab Timbulnya Jerawat :
Beberapa faktor penyebab timbulnya masalah-masalah
atau kelainan-kelainan kulit pada kelenjar palit atau jerawat
yaitu :
a) Genetik
Mereka yang orang tuanya berjerawat selagi muda, maka
anaknya akan lebih mudah terkena jerawat dibandingkan
mereka yang tidak memiliki genetik berjerawat, dan
biasanya penderita, keadaannya cukup parah (bernanah).
Mereka yang tidak memiliki genetik berjerawat meskipun
pola hidupnya tidak baik, mereka tidak mudah terkena
jerawat.
78
b) Umur dan jenis kelamin
Pada umumnya jerawat muncul pada usia pubertas dan
remaja (usia 13-19 tahun), yang disebabkan masalah
hormonal yang belum stabil dalam memproduksi sebum.
Wanita lebih banyak terkena dibanding pria tetapi umumnya
jerawat pada pria lebih parah keadaannya.
c) Makanan
Menurut penelitian yang dilakukan oleh sebuah institusi
kecantikan kulit di Amerika Serikat (Academy of
Dermatology) mengatakan bahwa jerawat tidak disebabkan
oleh makanan. Tidak ada makanan yang secara signifikan
dapat menimbulkan jerawat, tetapi ternyata sebuah hasil
studi kasus yang terbaru, membuktikan hal yang bertolak
belakang. Para pakar peneliti di Colorado State University
Department of Health and Exercise menemukan bahwa
makanan yang mengandung kadar gula dan kadar karbo
hidrat yang tinggi memiliki pengaruh yang cukup besar
dalam menimbulkan jerawat.
Secara ilmiah dapat dibuktikan bahwa mengkonsumsi
terlalu banyak gula dapat meningkatkan kadar insulin dalam
darah, dimana hal tersebut memicu produksi hormon
androgen yang membuat kulit jadi berminyak. Dan kadar
minyak yang tinggi dalam kulit merupakan pemicu paling
besar terhadap timbulnya jerawat.
d) Gangguan pencernaan makanan
Tidak teraturnya pembuangan kotoran dapat mempengaruhi
timbulnya jerawat.
e) Alergi terhadap makanan
Sifat alergi terhadap beberapa zat protein, karbohidrat dan
lemak dapat menjadikan jerawat lebih parah.
f) Mekanis
Kebiasaan memegang atau memencet jerawat menyebab-
kan jerawat lebih parah, karena luka yang terjadi
memungkinkan infeksi dan menyebabkan penyebaran
infeksi ke seluruh tubuh.
g) Iklim
Iklim yang lembab dan panas menyebabkan kelenjar palit
bekerja lebih giat dan dapat memperburuk keadaan jerawat.
79
h) Psikis
Pengaruh tekanan pada pikiran dapat menimbulkan jerawat
i) Faktor hormonal
Hormon androgen memegang peranan yang penting dalam
merangsang pembentukan palit oleh kelenjar sebasea dan
dalam mempengaruhi proses pertandukan di sekitar muara
folikel. Tidak terdapatnya jerawat pada laki-laki membukti-
kan adanya pengaruh endokrin.
j) Kosmetika
Penggunaan kosmetika yang melekat pada kulit dan
menutupi pori-pori, jika tidak segera dibersihkan akan
menyumbat saluran kelenjar palit dan menimbulkan jerawat
yang disebut komedo. Kosmetik yang paling umum menjadi
penyebab timbulnya jerawat yaitu kosmetik pelembab yang
langsung menempel pada kulit.
5) Pencegahan Timbulnya Jerawat
Perawatan kulit bagian wajah berbeda dengan perawatan kulit
bagian tubuh lainnya, karena tingkat polusi bagian wajah lebih
tinggi daripada kulit tubuh lainnya. Wajah memilki banyak
kelenjar sebasea dan keringat, sehingga jika cuaca panas akan
mudah berkeringat, lengket dan kasar.
Perawatan wajah untuk mencegah timbulnya jerawat
dapat dilakukan dengan cara berikut :
a) Bersihkan wajah 3 kali sehari, kulit wajah harus bersih saat
istirahat di rumah dan saat tidur.
b) Hindari menggosok wajah secara kasar, karena dapat
menimbulkan iritasi
c) Kulit wajah banyak mengandung kelenjar lemak dan
kelenjar keringat. Oleh sebab itu hindari wajah dari debu
atau kotoran lain karena akan lebih mudah lengket.
d) Pilih alas bedak yang mengandung air.
e) Gunakan bedak tabur ke kulit wajah dengan menggunakan
puff atau bantalan bedak bersih.
f) Jangan memijit atau mengeluarkan sendiri jerawat, karena
dapat mengakibatkan infeksi.
80
g) Memakai riasan tebal untuk menutupi jerawat dapat
mengakibatkan infeksi dan merangsang bertambahnya
jerawat.
h) Perbanyak mengkonsumsi makanan yang mengandung
antioksidan. Batasi asupan lemak jenuh dalam makanan
sehari-hari seperti durian, alpukat, kacang tanah dan
cokelat.
6) Berbagai Alternatif Penanganan Terhadap Jerawat
Wajah berjerawat saat ini sudah menjadi suatu masalah yang
cukup serius. Berbagai upaya pengobatan dan penanganan
sering dilakukan untuk menghilangkan jerawat dari kulit
muka. Beberapa metoda penghilangan jerawat berikut ini
merupakan cara terbaru yang banyak diterapkan oleh ahli-ahli
kecantikan, yaitu :
a) Sebelum dilakukan terapi sebaiknya berkonsultasi kepada
dokter terlebih dahulu tentang jenis, kondisi dan kelainan
kulit yang akan ditangani.
b) Membersihkan wajah dengan menggunakan pembersih
yang mengandung minyak esensial yang sudah diformulasi
berdasarkan jenis kulit, kondisi, kelainan kulit dalam hal ini
jerawat. Aromatherapy yang dulu terkenal sebagai relaksasi
dan ternyata sangat ampuh untuk menuntaskan jerawat.
Khasiat-khasiat minyak esensial yang bermolekul kecil dan
daya serapnya yang sangat baik, selain dapat membangun
kekebalan tubuh, juga menyeimbangkan kadar minyak.
Metode ini biasanya dilakukan secara manual dan
dilanjutkan dengan brush cleanser yang berfungsi
membersihkan kulit dari kotoran maupun sumbatan pori-pori
yang berasal dari kosmetika yang digunakan maupun dari
lingkungan.
c) Menggunakan enzyme peeling. Enzim yang digunakan
adalah yang diformulasi dari buah pepaya (papain enzyme).
Suatu enzim protelitik bisa menghancurkan protein dan
meluruhkan sel-sel kulit yang mati. Enzim tersebut dioleskan
pada permukaan kulit lalu wajah diuapi agar enzim tersebut
aktif tapi papain hanya bisa bekerja apabila kondisinya
sama dengan suhu tubuh.
d) Mengoleskan larutan desinkrutasi pada wajah. Alat yang
digunakan adalah mesin galvanik berupa elektroda yang
bekerja secara berpasangan (posistif dan negatif). Alat ini
berguna untuk membersihkan pori-pori lebih dalam (deep
81
cleansing). Tujuh menit pertama yang bekerja adalah kutub
negatif. Pada permukaan kulit dan pori-pori kulit akan terjadi
cairan yang hampir sama dengan sabun yang bersifat basa.
Sabun ini akan mengubah keasaman kulit dan melarutkan
minyak, membuka pori-pori dan melunakkan sumbatan.
Gliserin yang terkandung didalamnya akan melunakkan dan
melembutkan kulit.
e) Pembersihan komedo yang dilakukan dengan comedo
axtractor. Setelah itu larutan desinkrutasi dioleskan lagi. Kali
ini kutub yang digunakan adalah kutub posistif yang akan
memproduksi asam pada kulit dan berfungsi
mengembalikan fungsi kulit ke posisi semula,
mengembalikan tekstur kulit, mengecilkan pori-pori,
mengurangi kemerahan serta menetralisasi basa menjadi
asam kembali, sesuai dengan keasaman kulit.
f) Penggunaan alat high frequency pada seluruh wajah yang
telah diolesi dengan jeli aloe vera dicampur dengan minyak
esensial, yang biasanya dipusatkan pada bagian kulit yang
berjerawat, selama 10 - 25 menit. Alat ini menggunakan alat
sinar argon atau ultraviolet, yang menghasilkan ozon dan
berefek anti bakteri, anti peradangan, meningkatkan
sirkulasi darah, mempercepat penyembuhan, mengatur
produksi minyak dan mengecilkan pori.
g) Melakukan pemijatan lymph dranaige massage yang
berfungsi untuk melancarkan sirkulasi getah bening. Pijatan
ini juga mampu menghilangkan bahan-bahan bersifat racun
dan menetralkan kuman penyakit. Pada kondisi jerawat
meradang, hanya dilakukan lymph dranaige massage tetapi
pada jerawat yang tidak meradang, setelah dilakukan pijat
lymph dranaige massage maka akan dilanjutkan dengan
swedish massage.
h) Mengoleskan masker. Masker yang digunakan pada
umumnya merupakan campuran kaolin atau mineral yang
berfungsi mengangkat sisa-sisa kotoran yang berada di pori-
pori, ekstrak tumbuhan dan minyak esensial. Setelah
masker mengering, wajah dibersihkan lalu diolesi pelembab
atau minyak wajah (face oil) yang sesuai dengan kondisi
anda. Bekas- bekas jerawatpun juga diolesi antibiotik alami
dalam bentuk minyak esensial.
i) Menghilangkan bekas jerawat dapat dilakukan dengan
terapi tambahan yang menggunakan alat microdermabration
untuk menghaluskan kulit, menghilangkan noda hitam bekas
82
jerawat dan menghilangkan jaringan parut. Hal ini dilakukan
dengan cara mengelupaskan lapisan sel-sel kulit mati,
merangsang pertumbuhan sel kulit baru dan jaringan
kolagen sehingga menutupi lubang bekas jerawat.
7) Perawatan wajah Berjerawat
Jerawat sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya, jika kulit
wajah yang berjerawat mendapat perlakuan secara bijaksana.
Perawatan kulit berjerawat disesuaikan dengan jenis jerawat
yang diderita, yaitu sebagai berikut :
a) Kulit Berjerawat Tanpa Radang
Perawatan kulit wajah yang berjerawat tanpa radang,
gunakan facial skin care satu kali sebulan untuk menguras
komedo hitam (blackhead). Perawatan ini dapat dilakukan di
salon dan klinik kecantikan. Peralatan yang digunakan harus
selalu disteril ulang setelah dipakai agar tidak menjadi
sarana penularan penyakit lainnya. Proses ini sebaiknya
dilakukan oleh orang terlatih, agar pada saat mengeluarkan
komedo bisa dilakukan dengan lembut dan tidak merusak
permukaan kulit wajah. Setelah pemberian facial skin care
oleskan krim antibiotik untuk mencegah komplikasi infeksi.
b) Kulit Berjerawat Dengan Radang
Kulit berjerawat yang disertai radang ringan dapat diatasi
dengan menggunakan krim antibiotika erittromisin,
gentamisin, dan klindamisin yang dioleskan pada pagi dan
sore hari. Kulit berjerawat yang mempunyai radang berat
berupa bisul jerawat bernanah, memerlukan pengobatan
dokter spesialis kulit. Perawatan facial skin care harus
ditunda dulu, karena akan berakibat perluasan infeksi pada
jerawat. Hindari memijat sendiri jerawat merah meradang.
Evakuasi nanah diupayakan dengan suntikan anti radang
dan anti nyeri.
Jerawat meradang, sebaiknya tidak di-massage atau
diurut, karena dapat mengakibatkan proses infeksi menjadi
lebih luas. Massage memang akan memberikan rasa
nyaman pada kulit wajah, tetapi jika terlalu keras
tekanannya, dapat mengganggu anyaman serat collagen di
lapisan dalam kulit (dermis), dan jerawat akan mudah
tergelincir ke luar saat massage wajah, apalagi bila
pengurutan disertai dengan pemakaian butiran halus
(scrubbing). Penguapan pada kulit wajah berjerawat baik
untuk hidrasi kulit wajah yang kusam dan kering, tetapi
jerawat yang disertai radang akan bertambah merah bila
83
diuapi dengan uap panas, oleh karena itu jerawat radang
dilarang untuk diuapi. Dengan perlakuan benar, bekas
jerawat yang tersisa setelah radang akan tersamarkan.
c) Kulit Berparut Bekas Jerawat
Vlek kecokelatan, lekukan kulit, berparut, dan mengerasnya
jaringan bekas jerawat memerlukan bantuan khusus
untuk memperbaikinya. Facial treatment TCA, AHA, micro
dermabration, laser resurfacing, mempunyai prinsip
pengelupasan bagian luar kulit ari atau epidermis, tetapi
dalam kedalaman yang berbeda, sehingga memberikan
harapan perbaikan kulit bekas jerawat.
d) Perawatan Kulit Berjerawat Melalui Makanan
Perawatan dari luar, lebih banyak berimbas pada kulit ari
(epidermis) yang terletak di bagian paling luar kulit.
Perawatan melalui makanan lebih berimbas ke dalam,
karena mempengaruhi kulit jangat (dermis). Kulit yang
tampak buruk karena bekas jerawat radang, sangat
memerlukan asupan protein dalam jumlah banyak untuk
membentuk jaringan baru. Vitamin A (betacarotene), vitamin
C, vitamin E, dan zinc sangat diperlukan untuk metabolisme
sel dalam jaringan baru. Untuk mencegah kekeringan pada
kulit, cukup mengkonsumsi air putih, minimal 8 gelas sehari.
Selain membatasi asupan lemak jenuh, juga batasi
mengkonsumsi daging hewan yang berlemak, goreng-
gorengan, santan, minuman bersoda, bir, dan kopi.
e) Perawatan Kulit Berjerawat dengan Perawatan Facial di
Salon dan Klinik Kecantikan
Facial di salon dan klinik kecantikan mempunyai tujuan
utama membantu kulit wajah terbebas dari sumbatan pori-
pori yang dinamakan komedo. Jerawat tipe komedo, tidak
mengalami reaksi radang, jadi untuk mengatasinya, cukup
dengan melakukan tindakan scrubbing yakni menggosok
kulit dengan bantuan butiran-butiran halus dan exfoliating
yakni pengelupasan kulit wajah, yang dilakukan sebulan
sekali. Hal ini disebabkan karena regenerasi kulit di dalam
lapisan epidermis (kulit ari) terjadi dalam waktu 21 sampai
dengan 28 hari.
Sebenarnya komedo dapat ke luar dengan sendirinya,
jika perawatan sehari-hari dilakukan dengan baik dan
cermat. Tetapi akibat kemalasan dan kebiasaan memakai
riasan wajah yang tebal, serta diet yang tinggi lemak,
84
menyebabkan komedo tetap bertahan menyumbat pori-pori
kulit. Oleh karena itu, facial wajah di salon dan klinik
kecantikan sangat diperlukan, karena semua peralatan
yang digunakan pun harus dalam keadaan streril, serta
semua proses pelaksanaan dilakukan di bawah
pengawasan orang terlatih.
Tindakan yang dilakukan dalam upaya mengatasi
jerawat di salon dan klinik kecantikan antara lain injeksi
Kenacort Intra Lesion (KIL) yang dapat menjadikan jerawat
besar mengecil, memudar dan akan menghilang dalam
waktu 1 hingga 2 hari, pemberian obat anti hormon
testosterone yang efektif untuk menekan aktivitas hormon
testosteron yang berada di kelenjar sebasea, tempat
terjadinya jerawat, bedah listrik atau Electrocauerisasi (EC)
yang mampu menembus komedo yang tertutup oleh epitel
kulit, tidakan membakar atap bintil putih dengan sinar yang
dihasilkan oleh elektroda listrik akan menyebabkan isi
komedo mencair dan dengan mudah dapat dikeluarkan,
serta bedah laser resurfacing yang dapat membantu
memperbaiki parut bekas jerawat.
8) Pemilihan dan Pemakaian Kosmetika Pembersih untuk Kulit
Berjerawat
Pemilihan kosmetika pembersih untuk perawatan jerawat
berkomedo berbeda dengan jenis kosmetika pembersih untuk
jenis jerawat konglobata (jerawat meradang) yang penuh
dengan bisul dan nanah. Kosmetika pembersih untuk kulit
berjerawat adalah :
a) Susu Pembersih (cleansing milk)
Zat yang terkandung dalam susu pembersih adalah emulsi
minyak dalam air (emulsi O/W). Komposisi air dan minyak
yang terkandung dalam susu pembersih berbeda-beda.
Susu pembersih yang kandungan minyaknya lebih banyak,
akan terasa lebih kental dan jenis kosmetika ini cocok
digunakan untuk kulit kering. Sebaliknya, susu pembersih
yang kandungan minyaknya lebih sedikit, akan terasa encer,
dan cocok digunakan untuk perawatan jenis kulit berminyak
atau berjerawat. Susu pembersih sangat bermanfaat untuk
melarutkan lemak, kosmetika, keringat dan debu, juga ketika
digosokkan dapat mengeluarkan sumbatan komedo pada
pori-pori kulit wajah.
85
b) Sabun Wajah
Sabun khusus untuk perawatan kulit wajah berjerawat dapat
berupa sabun cair, krim atau sabun padat (bar). Sabun
untuk perawatan kulit berkomedo sebaiknya mengandung
bahan aktif pencegah komedo dan antibakterial, serta
mengandung butiran scrub, tetapi untuk jerawat yang
sedang merah meradang, hindari penggunaan sabun
pembersih ini, karena dapat mengakibatkan bertambahnya
proses peradangan. Di samping itu sabun yang baik untuk
perawatan kulit berjerawat adalah sabun dengan pH rendah
(sekitar 5 - 6), agar tidak menimbulkan iritasi.
c) Air Bersih
Air bersih yang digunakan untuk membersihkan kulit wajah
berjerawat, sebaiknya air hangat-hangat kuku, hal ini
dimaksudkan untuk membilas atau melarutkan kulit wajah
yang umumnya tergolong kenis kulit berminyak.
d) Larutan Penyegar (face lotion atau tonic)
Face lotion mengandung air, sedangkan face tonic
mengandung sedikit alkohol dan antiseptik untuk
menstrerilkan kulit wajah. Larutan penyegar untuk kulit
wajah berjerawat menggunakan face tonic karena sangat
efektif mengurangi kandungan minyak yang terdapat pada
kulit berjerawat dan dapat menstrerilkan serta memperkecil
pori-pori kulit yang sudah ke luar sumbatannya.
9) Pengobatan Jerawat secara Tradisional
Pengobatan jerawat secara tradisional ini menggunakan bahan
alami yang mudah didapat dan dengan biaya yang relatiif
terjangkau. Jenis pengobatan alternatif ini terdiri atas :
a) Temulawak 5 iris, daun mimba 7 lembar, dan pegagan 30
gram. Semua bahan direbus dengan 5 gelas air hingga
tersisa menjadi 2 gelas. Hasil rebusan tersebut diminum 2
kali sehari masing-masing 2 gelas. Selama proses
penyembuhan, penderita jerawat, hindari mengkonsumsi
makanan berlemak, minyak hewani, santan, otak, telur,
kacang tanah, jeroan dan makanan pedas.
b) Daun sirih sebanyak 5-10 lembar, kemudian direbus dengan
2 gelas air dalam wadah tertutup. Setelah mendidih, angkat
dan diamkan hingga hangat-hangat kuku. Ramuan ini
gunakan untuk mencuci muka berjerawat, sebaiknya
dilakukan secara rutin menjelang tidur dan sehabis
bepergian.
86
c) Setengah siung bawang putih, seruas jari kunyit dan sebutir
kentang ukuran sedang tambah mentimun dan lidah buaya.
Semua bahan dihaluskan dan dicampur hingga rata. Ramuan
ini dioleskan ke seluruh permukaan kulit berjerawat sebagai
masker, biarkan selama 30 menit, kemudian bilas dengan air
hangat, disusul dengan air dingin.
d) Sebuah jeruk nipis diperas dan sebuah mentimun atau
bengkuang, dihaluskan dan diperas diambil airnya, kemudian
campurkan. Oleskan campuran bahan ke seluruh permukaan
kulit wajah sebagai masker, biarkan selama 30 menit
kemudian bilas dengan air hangat. Lakukan secara teratur 2
hari sekali. Jika jerawat terasa perih, pemakaian dihentikan.
e) Buah mengkudu 2 buah dan 2 ruas jari gula batu dihaluskan
(diblender) dengan segelas air (200 cc), kemudian saring dan
rebus hingga mendidih. Ramuan diminum saat masih hangat
setiap pagi satu jam sebelum makan. Ramuan ini akan
membersihkan darah kotor. Darah kotor ini merupakan salah
satu penyebab terjadinya jerawat.
f) Bunga melati sebanyak 20 kuntum, 2 jari asam jawa, 2 sdm
sari jeruk nipis dan belerang sebesar kelereng, dicampur dan
ditumbuk halus, kemudian oleskan pada kulit wajah
berjerawat pada pagi dan malam hari sebelum tidur Ramuan
ini dapat menyebabkan jerawat mengempis.
g) Belimbing wuluh 5 buah dan air garam secukupnya ditumbuk
halus kemudian airnya dioleskan pada kulit yang berjerawat
dua kali sehari pada pagi dan malam hari sebelum tidur.
h) Buah mahkota dewa yang masih hijau diparut dan hasil
parutannya langsung ditempelkan pada kulit wajah
berjerawat sebagai masker.
b. Komedo
Komedo adalah nama ilmiah dari pori-pori yang tersumbat. Komedo
merupakan sumbatan lemak yang asalnya dari produksi lemak
tubuh kita. Komedo sebagai bentuk permulaan jerawat berupa
gumpalan massa atau sebum yang tersumbat di dalam saluran
susunan pilosebaseus. Sebum adalah salah satu kelenjar minyak
yang dihasilkan kelenjar kulit yaitu kelenjar sebasea. Ketika sel-sel
87
kulit mati dan kelenjar minyak yang berlebihan pada kulit tidak
dibersihkan, maka sel-sel mati menumpuk di kulit, minyak di
permukaan kulit kemudian menutup sel-sel kulit, maka terjadilah
penyumbatan. Bentuk komedo terdiri atas :
1) Komedo terbuka (black head),
ditandai dengan :
a) Gumpalan sebum terlihat seperti titik-titik hitam di
permukaan kulit.
b) Permukaan tidak tertutup oleh epitel kulit.
c) Berhubungan langsung dengan udara di luar sehingga
terjadi oksidasi dan pigmentasi.
Black head yang berhubungan dengan udara di luar, bersifat
terbuka dan dapat keluar sendiri.
Permukaan Kulit
Blackhead
Bakteri
Berkembang biak
Gambar 3.17
Komedo Terbuka (Blackhead)
2) Komedo tertutup (white head),
ditandai dengan :
a) Massa sebum terlihat seperti tonjolan putih kekuning-
kuningan di bawah permukaan kulit.
b) Permukaannya tertutup oleh epitel kulit.
c) Tidak berhubungan dengan udara di luar.
88
White head tidak dapat ke luar sendiri karena tertutup oleh
lapisan kulit tipis atau epitel.
Perrmukaan Kulit
Whitehead
Bakteri
Berkembang Biak
Gambar 3.18
Komedo Tertutup (Whitehead)
2. Tumbuhan pada Kulit
Tumbuhan atau tumor pada kulit ari berupa penonjolan yang terjadi
karena bertambah banyaknya sel secara berlebihan. Tumor dapat
bersifat jinak atau ganas. Tumbuhan atau tumor kulit mungkin berasal
dari sel-sel epidermis, dari sel-sel lapisan kulit lebih dalam, dari
andeksa kulit atau merupakan hasil penumpukan zat-zat tertentu.
Tumbuhan kulit yang sering dijumpai yaitu :
Mata
a. Siringoma atau siringokistoma
Siringoma berupa tumbuhan
jinak yang terjadi karena
pelebaran saluran kelenjar
keringat. Kelainan ini sering
dijumpai pada wanita usia
dewasa di sekitar mata yang
mungkin meluas di sekitar dahi,
pipi, dada dan perut. Kelainan
ini berupa bintil-bintil kecil
dengan diameter 2 hingga 3
Siringoma
milimeter dan mengkilat.
Gambar 3.19
Siringoma / Siringokistoma
89
b. Kutil atau verucca vulgaris
Kutil yaitu sejenis tumbuhan
epidermal yang disebabkan oleh
virus dan dapat menular. Kutil
banyak dijumpai pada anak-anak
terutama pada jari-jari tangan,
lengan, tungkai dan kaki. Kutil
mulai tumbuh kecil dan membesar
dalam beberapa minggu atau
bulan. Permukaannya tidak rata,
warnanya coklat, kelabu atau
Gambar 3.20
kehitam-hitaman. Kadangkala kutil
Kutil / Verucca Vulgaris
tidak tumbuh ke luar, melainkan ke
dalam.
Pertumbuhan ke dalam terjadi karena mendapat tekanan terus
menerus dan bisa menimbulkan rasa sakit bila kaki dipakai
berjalan. Kutil di telapak kaki berbeda dengan katimumul (clavus,
mata ikan). Katimumul adalah penebalan kulit di telapak kaki yang
kadang-kadang tumbuh ke dalam sampai ke lapisan dermis, yang
disebabkan sering mendapat tekanan, misal karena pemakaian
sepatu yang sempit. Bila tekanan dihilangkan maka katimumul
dapat menghilang sendiri.
c. Xanthoma
Xanthoma
Xanthoma adalah sejenis
penyakit yang ditandai dengan
terjadinya lempeng - lempeng
pipih atau benjolan berwarna
kuning jingga. Penderita umum
nya wanita yang terjadi karena
timbunan sejenis zat lemak
dalam sel-sel yang akan ber-
perangai seperti busa, serta
ber-tambahnya jaringan ikat.
Benjolan ini biasanya terletak
di kelopak mata, tidak terasa
gatal atau sakit dan bersifat
Gambar 3.21
familier (diturunkan) karena
Xanthoma
berhubungan dengan kadar
kolesterol darah yang tinggi.
90
d. Keratosis Seboroik
Keratosis seboroik berwujud sebagai tumbuhan epidermal jinak
yang disebabkan oleh penebalan lapisan tanduk, bentuknya dari
sebesar kepala jarum pentul sampai sebesar biji jagung atau lebih
besar lagi.
Kelainan ini berwarna coklat sampai hitam, tidak menular, dan
hanya timbul sedikit di atas permukaan kulit, berbentuk pipih
dengan permukaan yang licin ataupun kasar seperti pada kutil.
Kelainan ini umum terjadi pada usia tiga puluh tahun ke atas dan
timbul di daerah sebore seperti pada kulit wajah, kulit kepala, dada
dan punggung.
e. Naevus pigmentosus (tahi lalat)
Tahi lalat yang sering muncul pada kulit manusia berupa tonjolan
kecil hingga besar berwarna coklat hingga hitam ini adalah sejenis
tumbuhan jinak berwarna coklat sampai hitam yang biasanya ada
sejak lahir dan membesar sejalan dengan meningkatnya usia.
Naevus pigmentosus dapat rata dengan permukaan kulit dan
kecil yang disebut tahi lalat serta bisa juga menonjol dan agak
besar yang disebut tanda. Tahi lalat yang membesar dengan cepat
apalagi bila disertai rasa gatal, mudah berdarah dan warnanya
bertambah gelap atau menghitam, segera periksakan ke dokter,
karena kemungkinan berubah menjadi ganas dan berbahaya.
3. Gangguan Pigmentasi
Warna kulit manusia ditentukan oleh berbagai faktor, yang terpenting
adalah jumlah pigmen melanin kulit, peredaran darah, tebal tipisnya
lapisan tanduk dan adanya zat-zat warna lain yang bukan melanin
yaitu darah dan kalogen. Dalam keadaan normal, melanin dihasilkan
secara teratur oleh sel melanosit. Melanin, selain memberi warna pada
kulit, juga berfungsi melindungi kulit dari terpaan sinar matahari yang
dapat merusak struktur kulit, dan kulit menjadi gelap. Melanin sangat
berguna melindungi kulit terhadap penyinaran sinar ultra violet.
Pembentukan pigmen melanin dirangsang oleh sinar ultra violet.
Kelainan pada proses pembentukan pigmen melanin kulit, yaitu :
a. Melanosis
Salah satu penyakit melanosis adalah melasma (chloasma), yaitu
adanya bercak-bercak berwarna coklat kehitaman (hiperpigmen-
tasi) di kulit muka yang sangat khas seperti di daerah pipi, dahi
dan bibir atas. Melasma sering timbul karena kehamilan, pil
kontrasepsi, pemakaian kosmetik dan sinar matahari. Melasma
91
karena kehamilan, dapat menghilang setelah melahirkan. Melasma
karena kosmetika terjadi karena fotosensitisasi oleh zat tertentu
seperti zat pemutih. Zat ini menyebabkan kulit lebih rentan
terhadap sinar ultra violet sehingga lebih mudah dan cepat
membentuk melanin.
Gambar 3.22
Melasma (Chloasma)
b. Gangguan pigmentasi dapat berupa : gangguan fungsi kelenjar
minyak yakni pengeluaran minyak yang berlebihan dan bila terjadi
penyumbat-an saluran kelenjar palit dapat terjadi millium atau akne
yang dapat meradang, gangguan pertandukan kulit yakni pada
bagian muka terdapat berbagai macam keratinosis kulit seperti
hiperkeratinisasi atau kekolotan dan pada bagian badan, tangan
dan kaki terjadi penyisikan kulit seperti sisik ikan, kulit merah dan
bersisik, kapalan serta katimumul atau mata ikan, juga gangguan
peredaran darah berupa pelebaran pembuluh darah rambut.
c. Lentigo
Lentigo yaitu sejenis naevus
pigmentosus yang terlihat
menyerupai ephilides, licin
berwarna coklat tua. Lentigo
tidak akan memudar walau-
pun dalam musim dingin,
serta dapat pula terjadi di
bagian tubuh yang tertutup
pakaian.
Gambar 3.23
Lentigo
92
d. Vitiligo
Vitiligo adalah gangguan pigmentasi pada kulit yang ditandai
dengan terjainya bercak-bercak putih karena kehilangan melanin.
Kelainan ini terjadi secara turun temurun. Bercak ini dapat
berukuran besar atau kecil, berbentuk bulat atau tidak menentu
tetapi bila bersatu bisa menjadi lebih besar. Bercak-bercak ini lebih
sensitif terhadap sinar matahari. Vitiligo lebih banyak terjadi di
daerah tropik, terutama pada orang-orang berkulit gelap.
Gambar 3.24
Vitiligo
4. Infeksi Jamur
Kelainan kulit karena infeksi jamur antara lain disebabkan oleh
segolongan jamur dermatofita (dermatofitosis), ragi candida (kandi-
dosis kulit) dan jamur malassezia furtur. Kelainan kulit karena infeksi
jamur dapat berupa :
a. Panu
Panu adalah bentuk lain dari dermatofitosis yaitu infeksi jamur
dangkal yang disebabkan oleh fungus mallasezia furtur. Penyakit
ini tampak sebagai bercak-bercak yang kadang tersebar di seluruh
tubuh. Bercak ini dapat berwarna putih kelabu, kecoklat-coklatan
atau kehitam-hitaman yang disertai pengelupasan sisik-sisik halus.
Panu banyak ditemukan di Indonesia terutama pada mereka yang
kurang memperhatikan kebersihan badan. Penyakit ini dapat
menyebabkan rasa gatal.
93
b. Kurap
Kurap merupakan dermatofitosis
yang berupa infeksi kulit ber-
bentuk bulat-bulat besar dengan
diameter 3 - 4 cm, pinggirnya
meninggi, dan berwarna merah
sedang di bagian tengahnya
bersisik halus menimbul-kan
rasa gatal. Kelainan ini dapat
terjadi pada anak-anak, remaja,
hingga dewasa baik laki-laki
maupun perempuan. Kurap bisa
menular.
Gambar 3.25
Kurap
c. Tinea pedis (athlete’sfoot)
Tinea pedis adalah sejenis
penyakit yang disebabkan oleh
jamur pada kaki terutama pada
telapak kaki dan sela-sela jari
kaki. Tinea pedis banyak di-
jumpai pada laki-laki dibanding-
kan pada wanita. Gambaran
klinis yang terlihat, berbeda, dari
perlunakan kulit di sela-sela jari,
pertandukan yang berlebihan,
reaksi eksim, gelembung-gelem-
bung sampai retak-retak kulit
Gambar 3.26
yang diiringi rasa sakit.
Tinea Pedis (Athlete’sfoot)
5. Alergi (Hipersensisitivitas)
Alergi atau hipersensitivitas adalah perubahan kemampuan tubuh
yang didapat dan khas untuk bereaksi terhadap zat (alergen, antigen)
yang menempel atau masuk ke dalam tubuh. Pada hakekatnya, alergi
termasuk kompleks kekebalan (imunitas) dan bersifat reaksi ke-
kebalan (imunologik) khas antara alergen dengan zat lain (antibodi)
yang dibentuk oleh tubuh. Daya reaksi imunologik tubuh, khususnya
kulit terhadap zat-zat asing yang berkhasiat sebagai antigen bersifat
amat khas dan berlangsung amat lama. Zat-zat yang dapat
menyebabkan alergi antara lain berupa :
94
a. Makanan, minuman dan obat-obatan.
b. Bahan-bahan yang ditempelkan ke kulit seperti kosmetika
(alas bedak, bedak, lipstik, parfum, hair spray, cat rambut) dan
obat-obatan (salep, balsam atau krim).
c. Bahan yang dihirup seperti udara, debu.
Pada umumnya reaksi alergi pada kulit menunjukkan gejala :
kulit terlihat merah, gatal, bengkak, sesak napas dan pingsan. Reaksi
alergi dapat terjadi segera setelah kontak dengan zat tersebut atau
beberapa saat setelah kontak dengan zat-zat tersebut. Sebagai
langkah pencegahan, hindari penggunaan zat atau bahan yang dapat
menimbulkan alergi.
6. Reaksi kulit terhadap kosmetika :
Di daerah kulit muka dan kepala sering dijumpai reaksi kulit yang
disebabkan oleh pemakaian kosmetika. Zat kimia dalam kosmetika
dapat menimbulkan :
a. Reaksi alergi. Bila seseorang menggunakan suatu jenis kosmetika,
kemudian mengalami reaksi hipertensivitas terhadap kosmetik
tersebut, kulit menjadi merah, gatal sampai bengkak-bengkak.
Daerah kulit yang terkena umumnya muka (terutama kelopak mata
dan telinga) dan leher atau ketiak ketika menggunakan deodorant.
b. Reaksi iritasi primer. Kulit mengalami iritasi segera sesudah
pemakaian kosmetika di tempat tersebut dan kulit menjadi gatal
dan merah sampai berair, misalnya karena penggunaan bleaching
cream untuk memutihkan kulit, atau depilatori untuk
menghilangkan rambut.
c. Reaksi fotosensitivitas. Reaksi kulit yang terjadi pada tempat yang
menggunakan kosmetik setelah kontak langsung dengan sinar
matahari dengan panjang gelombang tertentu. Kulit di bagian
tersebut menjadi merah, gatal kemudian menjadi hitam
(hiperpigmentasi), misalnya reaksi kulit terhadap penggunaan
parfum dan reaksinya berupa bintil-bintil atau gelembung-
gelembung berwarna merah kehitaman.
d. Kerusakan rambut. Zat kimia yang dipakai pada pengeritingan,
pelurusan dan pewarnaan rambut, dapat menyebabkan rambut
menjadi rontok atau rambut patah bahkan dapat timbul kebotakan
sementara (alopecia temporer).
e. Pengeritingan rambut secara mekanis dapat menyebabkan
kebotakan karena tarikan alat pengeritingan (traction alopecia)
95
f. Kerusakan kuku. Kuku dapat rusak, tumbuh bergelombang,
berwarna kusam, tidak tumbuh atau menjadi radang karena zat
kimia yang terkandung dalam kosmetik kuku.
g. Sensitisasi silang atau cross sensitization. Pada peristiwa ini terjadi
sensitisasi tidak saja terhadap satu alergen yang telah
menimbulkan zat anti terhadapnya, tetapi reaksi alergi juga
berlangsung pada kontak dengan zat-zat yang struktur kimiawinya
hampir serupa dengan alergen penyebabnya, misalnya pada
hipersensitivitas terhadap cat rambut parafenilendiamida acapkali
terjadi pula sensitisasi silang terhadap paratoluendiamina.
7. Penuaan Dini
Sebum berfungsi sebagai pertahanan terhadap musuh utama
kecantikan wanita yaitu penuaan dini. Penuaan dini sering terjadi pada
kulit yang berjenis kering, karena kadar sebum dalam kulit kering
sangat sedikit. Biasanya penuaan dini ditandai dengan kondisi kulit
terlihat lelah, kering, bersisik, kasar dan disertai munculnya keriput
dan noda hitam atau vlek.
Penuaan dini disebabkan oleh dua faktor yaitu pertama faktor
internal, seperti keturunan, kesehatan dan daya tahan, dan kejiwaan.
Faktor internal merupakan proses alamiah yang tidak mungkin
dihindari setiap manusia. Hal ini dapat juga dipicu oleh stres dan
perubahan hormonal, dan faktor ini hanya dapat dikurangi efeknya,
dengan cara perawatan wajah yang tepat, rutin dan lembut,
mengurangi stres serta mencoba hidup santai.
Penyebab yang kedua adalah faktor eksternal yang meliputi :
a. Radikal bebas yaitu molekul ganas yang menggerogoti sel-sel
tubuh termasuk jaringan kalogen. Sebagian ahli berpendapat
bahwa radikal bebas terbentuk sebagai efek polusi lingkungan,
paparan sinar matahari, pemakaian air yang tercampur bahan
kimia, perubahan cuaca dan faktor lain yang mengganggu
pertumbuhan normal kalogen. Pencegahan radikal bebas dapat
dilakukan dengan mengatur pola makan, diet yang mengandung
protein tinggi dan mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung vitamin seperti buah dan sayuran. Dengan gizi yang
baik, struktur sel akan membaik hingga proses penuaan dini dapat
diperlambat.
b. Sinar matahari. Untuk menghindari pengaruh buruk sinar matahari,
hindari saat sinar matahari memancarkan sinar ultra violet di titik
kulminasi (antara pukul 10.00 – 15.00) dan selalu mengenakan
tabir surya pada wajah dan bagian tubuh yang terbuka setiap ke
luar ruangan.
96
c. Kelembaban udara. Kelembaban udara yang tinggi dan tidak stabil
seperti di alam tropis ini, menjadi penyebab terjadinya penuaan
dini, terutama jika kulit tidak dilindungi dengan baik.
Salah satu cara melindungi kelembaban kulit adalah dengan
mengenakan pelembab yang dapat mempertahankan kadar air dalam
kulit. Untuk melindungi kelembutan kulit, gunakan pelembab pada
wajah dan body lotion yang sesuai dengan jenis kulit pada seluruh
tubuh terutama yang tidak terlindungi oleh pakaian. Pelembab yang
baik untuk melembabkan kulit kering dan kulit normal, pilih bahan
pelembab yang mengandung humektan sebagai pengikat air yaitu
asam alfa-hidroksi A-HA/Alpha-Hidroksi Acid)
Sinar matahari dapat menimbulkan masalah pada kulit,
terutama pada mereka yang suka mandi matahari atau terkena
terpaan langsung sinar matahari secara terus menerus yang
mengakibatkan kulit keriput dan timbul penuaan lebih dini. Sinar
matahari diduga kuat sebagai penyebab kanker kulit. Bila terpaksa
harus melakukan kegiatan di bawah terpaan sinar matahari, gunakan
topi pelindung dan oleskan krim pelindung yang mengandung Sun
Protection Factor (SPF) 15.
v Tips menjaga kecantikan dan kesehatan kulit (penuaan dini)
Selalu menggunakan tabir surya/sun block/sun cream sedini
mungkin dengan SPF (Sun Protecting Factor) 15 yang mengandung
titanium dioksida dan avobenzena untuk melindungi kulit dari
sinar matahari yang mengakibatkan kelainan warna kulit, kerutan dan
kulit menjadi kendur.
a. Lakukan perawatan secara teratur, meliputi penggunaan scrub
atau peeling (untuk menghilangkan sel-sel kulit mati), memperbaiki
sirkulasi darah/getah bening di kulit dengan massage, pemberian
nutrisi, serum, gel atau masker yang mengandung bahan-bahan
yang melembabkan kulit dan berfungsi sebagai antioksidan.
b. Perbanyak mengkonsumsi sayur dan buah segar berwarna
sebagai sumber nutrisi dan antioksidan untuk menjaga kecantikan
kulit. Hindari junk food atau produk olahan.
c. Mengkonsumsi produk dari bahan kacang kedelai (tahu, tempe,
susu kacang kedelai), kurma dan minum teh yang berasal dari biji
adas sebagai sumber estrogen alami.
d. Minum air putih paling sedikit 2,5 liter perhari untuk menjaga
kelembaban kulit dan kurangi konsumsi kopi dan soft drink.
97
e. Minum teh hijau minimal 2 cangkir sehari, karena mengandung
antioksidan yang lebih paten.
f. Mengkonsumsi suplemen antioksidan seperti vitamin A
(betakarotin), vitamin C, vitamin E, vitamin B-kompleks dan
beberapa mineral seperti selenium seng.
g. Lakukan olah raga yang dapat menggerakkan sebagian otot di
tubuh seperti jalan cepat, jogging, senam aerobik, berenang
minimal 3 kali seminggu. Hal ini dapat melancarkan aliran
darah/getah bening, sehingga asupan nutrisi dan oksigen pada
sel-sel lebih baik serta mempercepat pembentukan sel-sel kulit
yang baru.
8. Kelainan Kelenjar Keringat
Kelainan-kelainan kulit yang disebabkan terganggunya kelenjar
keringat yaitu :
a. Biang keringat (miliaria), yaitu suatu kelainan kulit yang
disebabkan oleh adanya retensi keringat akibat tersumbatnya pori-
pori kelenjar keringat. Timbulnya biang keringat biasanya kalau
udara panas atau lembab. Penyumbatan pori-pori kelenjar keringat
disebabkan oleh bakteri-bakteri yang menimbulkan peradangan
atau pembengkakan, akibatnya kulit menjadi gatal. Biang keringat
terdapat di daerah dahi, leher, dada dan punggung.
b. Hiperidrosis, yaitu suatu keadaan bilamana keringat dihasilkan
berlebihan. Kelebihan keringat dapat terjadi di seluruh badan atau
hanya setempat misalnya di telapak tangan atau kaki. Hiperdrosis
dapat terjadi secara fisiologis, karena suatu penyakit dan faktor
psikis.
c. Anidrosis yaitu suatu keadaan bila kulit tidak dapat berkeringat,
yang disebabkan kelenjar keringat tidak mampu berfungsi lagi atau
karena suatu penyakit.
d. Bromidrosis yaitu terdapatnya keringat yang berbau (bisa disebut
“bau badan”) yang mungkin disebabkan oleh bakteri di kulit yang
mengadakan dekomposisi keringat, atau karena kelenjar keringat
apokrin bekerja lebih aktif. Bromidrosis selalu disertai hiperdrosis
dan higiene kulit yang baik dapat mencegah bromidrosis.